Teori Belajar Behavioristik : Penerapannya dalam Pembelajaran
Lompo Ulu . Teori belajar behavioristik adalah teori proses belajar yang bertujuan untuk memicu behavior atau kebiasaan siswa. Hasil belajar dari metode ini adalah berupa kebiasaan yang diharapkan muncul.
Proses pembelajaran yang dilakukan adalah dengan memberi rangsangan kepada siswa. Sehingga perilaku kognitif sebagai hasil rangsangan bisa diukur. Aplikasi pembelajaran secara behavioristik membutuh 2 faktor. Yaitu stimulus-respon dan reinforcement. Masing-masing faktor tersebut akan berpengaruh terhadap behavior atau kebiasaan sebagai hasil pembelajaran. Berikut penjelasannya.
Stimulus adalah rangsangan yang diberikan kepada siswa. Stimulus ini merupakan input. Ketika ada input yang masuk otomatis akan muncul output. Bentuk output dari rangsangan adalah respon bagaimana siswa berperilaku terhadap stimulus yang diberikan. Perilaku tersebut merupakan perilaku kognitif yang bisa diukur. Sehingga behavior bisa dikontrol sesuai dengan yang diharapkan.
Faktor berikutnya adalah reinforcement atau penguatan. Ini berupa besar kecilnya penguatan stimulus yang diberikan. Dengan kekuatan stimulus yang berbeda maka respon yang dihasilkan juga berbeda. Di sinilah pengajar berperan untuk memberikan besar rangsangan atau stimulus secara tepat. Tujuan dari pembelajaran secara behavioristik adalah untuk mengubah perilaku. Dengan pengaturan reinforcement, maka perubahan perilaku kebiasaan bisa didapat.
Teori belajar behavioristik memiliki prinsip-prinsip dasar yang perlu dipegang. Fungsinya agar pembelajaran secara behavioristik benar-benar bisa memperoleh hasil yang diharapkan. Menurut Berliner Gage, terdapat 6 prinsip pembelajaran behavioristik. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1. Reinforcement and punishment
Prinsip menambahkan atau mengurangi rangsangan. Sering juga dikenal sebagai positive and negative reinforcement. Atau secara mudahnya adalah prinsip memberikan dan menghapus rangsangan.
2. Primary and secondary reinforcement
Primary reinforcement adalah rangsangan berupa kebutuhan pokok manusia berupa makanan dan minuman serta kenyamanan. Sedangkan secondary reinforcement adalah rangsangan yang terpengaruh dari asosiasi seseorang.
3. Schedules of reinforcement
Prinsip mengenai pemberian rangsangan/stimulus secara terjadwal. Dengan pemberian rangsangan yang terjadwal maka respon juga bisa diketahui pengaruhnya.
4. Contingency management
Contingency management merupakan prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental seseorang. Contingency management digunakan untuk memberikan perawatan kejiwaan kepada seseorang.
5. Stimulus Control in Operant Learning
Stimulus Control in Operant Learning adalah prinsip mengendalikan rangsangan untuk menghasilkan perilaku yang diharapkan. Stimulus yang tidak terkendali akan menghasilkan perilaku output yang tidak sesuai.
6. The Elimination of Responses
Merupakan prinsip penghapusan perilaku yang tidak diinginkan. Terkadang perilaku yang tidak diharapkan muncul. Oleh karena itu perilaku-perilaku tertentu sebagai sebagai output perlu dihilangkan.
Terima kasih sudah berbagi teori belajar behavioristik. Jadi menambah pengetahuan ..
BalasHapussangat bermnfaat
BalasHapus